Apa yang Bisa Aku Lakukan Tanpa Papa?
“Ya Allah, di mana buku tugas ku?!”
teriakan Dela terdengar sampai ruang guru. Dela ingat sekali kalau ia telah
memasukkan bukunya ke dalam tas, atau ia lupa bahwa ia telah mengganti tas. Anak-anak
memperhatikan kekhawatirannya, ia sedang memeriksa tasnya dengan blusukan. “Hei
Dela, pagi-pagi sudah meribut! Toleransi dong di kelas ini bukan kamu seorang!”
cetus Alif ketua kelas yang sangat cerewet. Tanpa menghiraukannya Dela duduk di
kursinya sambil menundukkan kepala diatas meja. “Bagaimana kalau aku pingsan
saja, kalau Pak Gio marah gimana?” ia berbicara dalam hati. Sikap pelupanya
memang sering terjadi apalagi kalau ia sudah dihadapkan dengan banyak tugas. Tidak lama kemudian “Assalammualaikum”
terdengar suara lelaki yang memasuki kelas. Anak-anak sekelas bertanya-tanya
siapa lelaki ini memakai pakaian yang rapi dan terlihat bingung. Dela yang
masih tertunduk tidak memperhatikan siapa yang telah datang. “Ada yang bisa
dibantu Pak?” tanya ketua kelas selalu ramah saat berbicara dengan orang yang
lebih tua. “Ini buku anak Saya, tertinggal di dalam mobil. Namanya Dela…”
penjelasan lelaki tersebut dipotong secara spontan oleh ketua kelas. “Oh! Ini dia
bukunya Dela sudah, ia sudah mencarinya Pak” jelas ketua kelas. Dela mengangkat
kepalanya karena terdengar namanya di sebut-sebut. “Papa! Ini kan buku Dela kok
bisa ada di papa?” tanya Dela. “Papa juga heran mengapa ada di mobil Papa sampai di kantor salah satu staff
menyampaikan kalau ada buku tulis di dalam mobil, Papa langsung ke sekolah kamu
deh” jelas Papa. “Papa kan jadi telat ke kantornya, maaf Pa Dela sering
merepotkan” walaupun ia heran bagaimana bisa bukunya bisa berpindah tempat ke
dalam mobil, tetapi Dela sangat berterima kasih kepada papanya dan memeluknya. Hingga
Papanya meninggalkan sekolah.
~~~
Sepulang sekolah Dela mengayuh menuju parkiran dan
mencari motor kesayangannya, merogoh kantong untuk mendapatkan kunci. Rintik-rintik
hujan telah turun. Teman-temannya telah pulang lebih dulu karena hari ini bukan
jadwalnya mereka untuk piket. Tiba-tiba Alif datang, ia langsung melepaskan
gembok yang ada di motornya. “Dela kamu sudah memberihkan kelas dengan bersih? Awas
aja kalau masih kotor ya!” peringatan sang ketua kelas yang membuat Dela
terganggu.”Yaelah, dilihat dulu mas itu kelasnya udah bersih atau belum, udah
aku bersihkan kok. Aku pulang duluan Assalammualaikum” cetus Dela langsung
pergi.
Dipinggir jalan Dela melihat kerumunan yang
rata-rata kerumunan anak sekolah, “Ah palingan mereka cuman…Ya Allah itu darah
apa” Dela kaget dan mendekatkan motornya. Hujan sudah mulai deras, tempat
kejadian sudah sangat jauh dari sekolah. Dela melihat darah dari tangan anak
perempuan seperti adik kelasnya mengeluarkan darah. “Hei panggil Pak Guru!, ada
yang punya nomor hp guru nggak? Jangan di kerumunin nanti dia tambah panik, ayo
antarkan dia ke klinik Bunda” teriakan anak-anak hanya teriakan saja tanpa ada
tindakan. Dela langsung memopong anak yang terluka itu dan naik ke atas
motornya lalu membawa ke klinik terdekat. Dela melakukan hal tersebut karena
Papanya juga pernah melakukannya di depan mata Dela, itu sikap seorang pahlawan
yang ia tiru.
~~~
Ibu terkejut mengapa banyak darah di seragam Dela, “Dela!
Sayang kamu dimana?” tanya Ibu yang sangat panic. “Dela disini ma, ada apa?”
tanya Dela. “Ini darah apa nak?” tanya Ibu. “Astagfirullah ma Dela lupa ngasih
tau mama, itu darahnya teman Dela ia tadi terluka” Jelas Dela. “Terluka karena
apa nak? Tanya Ibu heran. “ Ia tersandung saat pulang sekolah, dan terjatuh di
sekitar jalan itu ada kayu yang menancap ma, tangannya mengenai kayu itu. Karin
namanya ma, ia mendapat jahitan Dela ngilu melihatnya tapi dia sudah tidak
apa-apa kok ma” jelas Dela. Ibu Dela tersenyum dan memeluknya “Mama bangga sama
kamu nak, cerita kamu ini mengingatkan pada Papa waktu itu kalian sama persis”
ungkap Ibu. Papa Dela datang tiba-tiba dan berkata “Pantas saja papa ingin
cepat pulang ternyata ada dua perempuan di dunia ini yang sedang menggosipin
sang pria tampan”. “Hahahaha… Papa sang pahlawan Dela sudah pulang kerja.. ayo
kita makan masakan Mama Pa!” ujar Dela. "Ayook!" sambut Papa.
huuuuuh ... Bagus sekali :) gak sabar nunggu sambungannya :D bilang sama cewek yang namanya Dela itu yaa .. jangan lupa bahagia !! :)
BalasHapus